Sinarlintasnews.com | Medan – Hari Ulos Nasional tahun 2019, Hj. Fitriani Mnurung, S.Pd, M.pd mengedukasi kalangan muda dalam menumbuh kembangkan dan kecintaan terhadap budaya tenun dan ulos karena keduanya merupakan mahakarya leluhur yang harus terus dilestarikan sepanjang zaman.
Dikatakannya, melestarikan budaya tenun dan ulos sebagai wujud kecintaan dan kebanggaan karya warisan leluhur dari jaman kejaman. Sehingga tidak mudah terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kearifan lokal, menjaga moralitas generasi muda.
“Mari untuk turut aktif melestarikan, mengelola, mengembangkan dan memanfaatkan tenun dan ulos sebagai warisan budaya. Selain alam kita yang indah, akan semakin lengkap dengan potensi budaya kita, sehingga akan menambah ketertarikan para wisatawan untuk berkuncung ke daerah kita, yang tentunya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” Ajak fitriani.
Bakal calon walikota/wakil walikota medan ini juga sangat mendukung para pengrajin tenun dan ulos. Menurutnya ulos menjadi salah satu produk fashion bernilai seni tinggi, dengan motif khas seperti Gorga atau ukiran rumah khas adat Batak yang dapat memberikan nuansa unik dan keindahan tersendiri.
“Ulos ini masih digunakan sebagai kain dengan fungsi simbolik dalam tatanan masyarakat Batak, seperti halnya kegiatan Mangulosi yang melambangkan pemberian restu, kasih sayang, harapan dan kebaikan lainnya. Selain itu, ulos ini juga menjadi salah satu budaya yang dikenal dan dilestarikan di Indonesia bahkan dunuia,” Katanya.
Selain itu, Fitriani Manurung juga menyatakan, gebyar Budaya yang diselenggarakan setiap tahun diharapkan memotivasi kalangan muda semakin cinta budaya. Pengembangan budaya ulos dan tenun tersebut juga sudah menjadi salah satu visi misinya bila nantinya diberi kepercayaan untuk memimpin kota Medan pada Pilwalkot periode 2020-2025.
“Kedepan bila saya diberi kepercayaan, akan mengembangan kain tenun nasional ini sekaligus melakukan pembinaan kepada para perajin, bersinergi bersama pelaku usaha, dan desainer ini untuk melestarikan warisan budaya Indonesia,”. Cetus Fitriani. (red).