Tak Terima Dihina, Warga Desa Dah Mengamuk, Rusak dan Gulingkan Mobil Izusu

  • Whatsapp
Mobil Bahrun Cs yang dirusak warga

Sinarlintasnews.com | Subulussalam – Sejumlah Warga Desa Dah Kota Subulussalam marah dan merusak satu unit mobil Isuzu Mux Nopol BK 1607 MK karena merasa tersinggung atas lontaran kata-kata yang diucapkan Bahrun Bacin (55) warga Gayo lues Pasca pembangunan Jembatan Penghubung Kecamatan Rundeng dengan Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Minggu (1/9).

Tiang jembatan yang sudah dibangun sejak tahun 2014 lalu, tapi tidak lagi dilanjutkan dikerjakan

Kemarahan warga bermula saat Bahrun yang mendatangi operator Excavator yang tengah mengerjakan pembangunan jembatan bersama 3 orang saudaranya yaknin Aswadi Bancin (50) warga Cepu indah Simpang kiri, Azwar Bancin (20) dan Ratna Dewi Bancin (30) dengan mengendarai mini bus Isuzu MUX, mengakunsebagai pemilik lahan dan belum diganti rugi. Bahrun mengancam dan membentak-bentak operator tersebut.

“Belum ada perintah kalian sudah kerja, kutembak baru kubuang kau kesungai,” Kata Bahrun.

Mendengar perkataan Bahrun, operator memberhentikan pekerjaannya dan membawa alat berat tersebut ke halaman Kepala Desa Dah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diingankan.

Selanjutnya, Bahrun CS mendatangi salah satu warung dipinggir sungai. Diwarung tersebut Bahrun melontarkan kalimat kata-kata kasar dan terkesan menyudutkan dan menghina warga Desa Dah. Warga hanya diam dan menyimak perkataan Bahrun, Namun Bahrun semakin lancang untuk mengukapkan kalimat, hingga wargapun mulai terpancing emosi.

“Jangan ngomong gitu kau, jangan mengandalkan uangmu, masyarakat Desa Dah Banyak,” kata Hendri salah satu warga Desa Dah yang sedang berada di dalam warung tersebut.

Mengetahui kejadian tersebut, mengundang perhatian warga lainnya dan memadati warung. Melihat warga mulai banyak berdatangan, Bahrun CS kemudian meninggalkan lokasi dan hendak menaiki rakit untuk menyebrang, namun di larang oleh warga untuk tidak menaiki rakit milik warga Desa Dah.

Kemudian Bahrun diamankan Rusdi Saraan selaku Sekretaris Desa Dah ke warung milik Gidang untuk menghindari amukan warga yang sudah tersinggung dengan perkataan Bahrun.

Selanjutnya Bahrun CS dijemput Marianto warga Desa Sepadan dengan menggunakan mobil Kijang Inova dan meninggalkan lokasi.

Sementara warga yang sudah terpancing emosi mersa tidak terima dengan perkataan Bahrun yang menghina mereka, mendatangi mobil Bahrun Cs yang diparkirkan di seberang sungai.

Warga yang sudah emosi akhirnya merusak dan membalikkan mobil Izusu Mux yangnsebelumnya dikedarai oleh Bahrun bersama saudaranya. Akibatnya, mobil rusak dan kaca pecah.

Sementara Itu, Kepada Desa Dah mengungkapkan, sepengetahuannya, lahan tersebut telah diganti rugi.

“Lahan itu dulu pada pembangunan tahap pertama pada tahun 2017 sudah dibayar oleh Pemerintah Kota Subulussalam,” katanya.

Selanjutnya, Pihak Polsek Rundeng dipimpin langsung oleh Kapolsek Rundeng Ipda Mulyadi memgamankan mobil tersebut ke kantor polisi dan menenangkan warga yang sudah emosi atas perkataan Bahrun.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pembangunan Jembatan tersebut merupakan akses utama penghubung dua Kecamatan yang dipsahkan oleh sungai Lea Souraya dengan lebar sekita 100 meter.

Sejak dahulu, hingga sampai saat berita ini diterbitkan, warga masih menggunakan rakit sebagai sarana transportasi penyeberangan sehari-hari.

Setiap warga yang hendak berpergian yang harusnya ditempuh dengan waktu 5 menit dengan berjalan kaki, harus menyiapkan uang yang jumlahnya cukup lumayan untuk jasa pengayuh rakit untuk disebrangkan.

Terlebih pada setiap paginya, para pelajar harus rela basah dan menantang maut menyebrangi sungai untuk menuntut ilmu kesekolah.

Warga setempat juga menyiapkan sebanyak 3 unit rakit sebagai transportasi jasa penyebrangan bagi warga yang berperian. Untuk waktu menyebrangi Sungai Lae Souraya juga sangat terbatas, warga tidak bisa sesuka hati kapan akan pulang, sebab para pengayuh rakit juga butuh istirahat.

Meski demikian, korban tenggelam dan kerugian materi juga tidak sedikit terjadi disebabkan rakit yang ditumpangi oleng dan terbalik, hingga membuat penumpang dan barang mawaan di bawa arus sungai. “Miris ya”.

Sungai Lae Souraya memang merupakan akses utama warga untuk beraktivitas sehari-hari. Akhir-akhir ini, kejadian rakit karam sudah beberapa kali terjadi, kenderaan penumpang juga ikut tenggelam di suangai.

Sementara itu, menurut pemantauan di lapangan, perencanaan pembangunan sudah ada sejak lama, hal tersebut terlihat dengan adanya tunggul tiang penyangga rencana jembatan dan abutment berada tepat di tengah sungai, namun pembangunan jembatan tersebut sudah tidak dilanjutkan lagi.

Menurut keterangan salah satu warga yang mengaku bernama Mahmudin, mengatakan, pemabangunan jemabatan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu, namun pada tahun 2017 pembangunan diberhentikan. Saat itu dirinya (Mahmudin,red) merupakan mantan pekerja pembuat rangka baja jembatan saat masih proses pembangunan.

“Ini sudah mulai dikerjakan sejak 2014 lalu, tapi dua tahun belakangan ini sudah diberhentikan,” katanya, Saptu (17/8).

Mahmuddin mengatakan, tidak tau pasti apa sebabnya pengerjaan jembatan tersebut tidak dilanjutkan.

“Kami juga meresa heran, tidak tau kenapa tiba-tiba pembangunan jembatan ini tidak dikerjakan lagi,” katanya. (Syabudin Padang).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *