Sinarlintasnews.com | Sibolga – Peristiwa yang dialami Gisen Rezeki Pratama Pasaribu warga Kcamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah yang diduga tewas usai disuntik perawat RSU Fl. Tobing Sibolga, ternyata bukan yang pertama kalinya terjadi di RSU Fl. Tobing Sibolga.
Sebelumnya, kejadian tersebut dialami keluarga Tuppal Sitinjak warga Panomboman, Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Urata Kota Sibolga.
Kejadian tersebut terungkap setelah pihak keluarga mendengar adanya kejadian yang dialami Gisen Pasaribu. Kejadian tersebut sama persis dengan kejadian yang dialami Andre Frankenstein Sitinjak (16) anak pertama Tuppal Sitinjak dan istrinya br Situmeang dan masih duduk dibangku kelas II SMA N 1 Sibolga.
Tuppal Sitinjak (48) menjelaskan, sekitar 1 bulan lalu, tepat pada tanggal 24 Mei 2019, membawa Andre ke RSU Sibolga untuk menjalani perawatan sekitar pukul 06.00 WIB. Setibanya dirumah sakit, Perawat mengamil semple darah korban untuk diperiksa dilaboratorium. Selanjutnya perawat rumah sakit menyatakan Andre mengalami penyakit TBC dan kemudian menyuntik dibagian tangan korban .
“waktu itu dibilang perawatnya yang disuntik itu adalah untuk mengetahui penyakit anak saya, kalau dalam dua hari ada pembekakan berarti anak saya kena TBC, tapi tetap tidak ada bengkak dan anak saya sehat-sehat saja,” terang Tuppal kepada wartawan, Kamis 27/6/2019
Dikatakannya, keesokan harinya Sabtu (25/6/2019) sekitar pukul 14.00 WIB, korban mengajak ayah dan ibunya keluar jalan-jalan di dan masih di wilayah rumah sakit karena merasa kejenuhan didalam ruang perawatan selama 1 jam,kemudian kembali dan duduk-duduk didepan ruang tempat korban dirawat.
“Kami duduk di dapan pintu tempatnya dirawat sambil chatingan dengan kawan-kawannya. Dia bilang kawan-kawannya mau datang melihatnya ke rumah sakit. Keadaanya sehat-sehat tanpa ada perubahan seperti biasanya selama ini,” jelasnya
Tuppal menjelaskan, Sekitar pukul 17.00 WIB perawat datang dan mengajak korban masuk untuk disuntik dan ditangan perawat terlihat memengang alat yang diduga suntik. Korban ikut dan naik ke tempat tidur tempat korban dirawat. Selanjutnya perawat menyuntik anaknya dan kemudian keluar meninggalkan ruangan.
“Setelah disuntik, perawat itu keluar dan istri sayapun masuk melihat anak kami itu di tempat tidur, dilihatnya nggak bergerak lagi, dibangunkan gak bangun “Pak lihat dulu anak kita ini kenapa dia gak bergerak lagi kata mamaknya”, akupun masuk dan membangunkannya tapi tetap tidak bergerak lagi,” jelas ayah korban
Melihat kondisi korban tak lagi bergerak, orang tua korban menjerit-jerit minta tolong kepada perawat dan diperiksa sudah tidak bernyawa.
“Dibilang perawatnya uda meninggal karena penyakitnya, sementara anakku itu tadinya sehat kali, tapi begitu disuntik langsung meninggal,” katanya
Mendengar pernyataan perawat tersebut, kedua orang tua korban shok melihat anak pertama mereka sudah terbujur kaku dan tidak tau harus mau berbuat apa. Sementara itu pihak rumah sakit menyarankan keluarga untuk membawa pulang jenazah korban.
“pihak rumah sakit menyarankan kami untuk membawa pulang anak saya, tanpa ada proses apapun lagi” ungkapnya
Tuppal menjelaskan lebih jauh, peristiwa yang terjadi kepada anaknya sama persis dengan kejadian yang dialami Gisen Pasaribu yang juga tewas usai disuntik oleh pihak RSU Sibolga. sehingga dengan kejadian tersebut, keluarga korban menduga pihak rumah sakit sudah melakukan kecerobohan dalam penangnan pasien.
“Saya menduga ini ada kesengajaan atau kecerobohan pihak rumah sakit,karena dalam 1 bulan ini sudah 2 orang yang meninggal setelah disuntik. Sebelumnya kami tidak bisa berbuat apa-apa karena kami dirundung duka, tapi setelah dengar kejadian Gisen kami sangat curiga dengan pelayanan RSU Sibolga ini,” katanya
Atas kejadian tersebut, Tuppal meminta kepada Pemerintah untuk mengusut dan mengevaluasi sistem penanganan terhadap pasien di RSU Fl. Tobing Sibolga yang diduga adanya kelalaian atau kecerobohan hingga menyebabkan korban jiwa.
“Kami berharap agar pihak RSU Fl. Tobing Sibolga dievaluasi, perlu penataan ulang para perwat maupun dokternya. Cukuplah korban yang 2 ini, jangan ada korban lain yang mengalami hal yang sama. Kematian anak kami itu tidak wajar melihat kejadian belakangan ini, terus tereng kami tidak terima kejadian ini,” tegas Tuppal. (red)
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Direktur Rumah Sakit Umum Fl. Tobing Dr. Donna Pandiangan saat dikonfirmasi langsung maupun melalui via whatsaPP tidak memberikan memberikan tanggapan. (Red)
Simak video keterangan orang tua Andre Sitinjakselengkapnya,