Medan | Sinarlintasnews.com – Desember 2020 mendatang sejumlah daerah akan melangsungkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), tidak terkecuali Kota Medan. Dari sejumlah Bakal Calon (balon) Walikota dan wakil walikota Medan saat ini, baru ada satu orang sosok perempuan yang yang menyatakan siap maju sebagai wakil walikota Medan, Senin (22/6/2020).
Kehadiran Hj.Fitriani Manurung, S.Pd, M.Pd pada perhelatan Pilkada Kota Medan menjadi bukti bahwa mereka patut diperhitungkang. Fitriani Manurung satu-satu tokoh perempuan di Kota Medan Khususnya yang berkiprah dikancah politik dan berperan aktif berbaur dengan masyarakat.
Fitriani Manurung yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan ini terus mendobrak sistem patriarki dan memiliki independensi dalam pilihan politik.
Bahkan, sejak Pandemi virus corona ikut mewabah di kota Medan, Fitriani Manurung secara nyata mengabdikan dirinya turun langsung kelapangan membantu pemerintah menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah.
Bukan hanya membantu menyampaikan himbauan, Fitriani Manurung juga membagikan sembako, obat-obatan, dan anti septic lainnya kepada masyarakat di 21 Kecamatan Kota Medan. Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian Fitriania kepada masyarakat.
Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri meminta kaum perempuan untuk lebih aktif dalam kancah politik. Hal itu guna memberikan kontribusi yang positif bagi bangsa dan negara.
“Perempuan harus lebih aktif dalam kancah politik, perempuan perlu terus mengembangkan kemampuan nalar dan berpikir,” kata Megawati saat menghadiri Jambore Kader Komunitas Juang DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah di GOR Satria Purwokerto beberapa waktu lalu.
Megawati juga mengatakan konstitusi Republik Indonesia sangat progresif sehingga memberikan ruang bagi perempuan untuk berkiprah di dunia politik.
“Saya selalu mengingatkan konstitusi Republik Indonesia sangat progresif, apa arti progresif, artinya sangat ke depan. Di mata hukum misalnya, laki-laki dan perempuan di anggap sama,” katanya.
Untuk itu dia mengingatkan agar kader PDI Perjuangan tidak boleh membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan. Bukan hanya untuk mengakomodasi kebutuhan dan hak-hak perempuan, representasi mereka adalah bentuk nyata menjadikan perempuan sebagai subjek pembangunan.
Sementara itu, Fitriani Manurung saat dikonfirmasi wartawan terkait pencalonannya pada Pilkada Kota Medan mengungkapkan, sebagai kader parati PDI Perjuangan, dirinya tetap menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan partai.
“Sebagai kader saya harus patuh pada mekanisme dan loyal kepada partai, semua itu tergantung keputusan partai kita, jika partai memberikan kesempatan kepada saya, tentunya kita akan sangat senang dan siap melaksanakannya,” ungkap Fitriani Manurung.(Jerry).