Sinarlintasnews.com | NIAS – Seorang Penumpang kapal laut jurusan Gunungsitoli -Sibolga menceritakan Pengalaman menyakitkan dialami oleh melalui akun facebooknya atas nama Junita Hasugian. dalam postingannya, menceritakan bagaimana petugas pelabuhan dan seorang tentara membiarkan seorang oknum preman mengamuk dan memaki dirinya saat melansir barang bawaan menuju Kapal Victoria,Senin (12/8/2019)
Dalam postingan tersebut, Junita menceritakan proses yang dijalaninya bersama anak dan iparnya dari pelabuhan angin Gunung Sitoli menuju Sibolga. Dari rumah mereka naik sepeda motor bersama satu becak yang memuat barang bawaannya (3 kardus barang dan 2 koper). Sesampainya di gerbang masuk pelabuhan, Junita menyelesaikan seluruh persyaratan administrasi berupa pembayaran uang pas kendaraan sesuai aturan yang berlaku.
Di pintu gerbang ke dua masuk menuju kapal, petugas melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan penumpang. Saat itu juga Junita meminta izin kepada petugas berseragam untuk mengizinkan becak yang mereka tumpangi untuk masuk mengantar barang bawaannya yang cukup banyak.
Akan tetapi, Petugas tidak memberikan izin, hal tersebut dimaklumi Junita, hingga akhirnya Junita bermaksud melansir sendiri barangnya dari gerbang kedua menuju pintu kapal. Saat itu juga, Junita mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dan tidak berperikemanusiaan.
Junita yang bermaksud melansir barang bawaan dengan motor yang juga ikut diseberangkan, tiba-tiba seorang pria berbadan tegap menghalangi laju motor. Saat Junita menanyakan apa maksudnya.
Tiba-tiba seorang petugas pelabuhan yang terkesan mendukung aksi pria tersebut menghampiri dengan sembari berkata “Ibu harus punya pikiran. Di Pelabuhan ini sudah ada kerjasama dengan buruh terkait mengangkat barang ke kapal,”katanya.
Junitapun menyadari akan hal yang diungkapkan petugas pelabuhan tersebut. Selanjutnya Junita mempertanyakan jasa buruh yang harus dibayar untuk melangsir barangnya tersebut ke kapal. Namun permintaan buruhnya terlalu besar dan kebetulan dia tidak memiliki uang cukup untuk itu, sehingga Junita berkehendak melansir sendiri. Sebab jarak gerbang ke dua menuju kapal hanya sekitar kurang lebih 30 meter.
Berikut cirhatan Postingan Junita Hasugin
Namun petugas tetap menolak, Junita selanjutnya menanyakan apa maksud dari semua ini?, kemudian seorang pria yang berdiri bersama dengan tentara yang hadir disitu memaki dengan sangat kasar sambil mendekat dan menunjuk ke arah muka Junita yang membuat anaknya berteriak-teriak ketakutan.
Junita mendapat cacian dan makian kata kotor dilontarkan seorang pria yang saat itu berdiri didekat petugas yang diduga berseragam Tentara. Namun pria yang berseragam Tentara tersebut membiarkan pria tersebut mencaci maki Junita dihadapan anak-anaknya.
Kekecewaan Junita pun bukan main, Junita juga harus menanggung rasa malu dan kesedihan saat seorang pria di Pelabuhan Gunung Sitoli memaki-makinya dan merendahkan dirinya didepan umum juga dihadapan anak-anaknya yang sudah ketakutan.
Meski demikian, petugas yang memakai seragam Tentara yang menyaksikan kejadian tersebut hanya melihat dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Junita akhirnya harus memaksakan dirinya untuk mengangkat barang-barang bawaanya menuju kapal.
Ungkapan kekecewaan yang di unggah Junita melalui akun facebooknya membuat sejumlah warganet turut prihatin atas ke bobborokan sistim pelayanan di Pelabuhan Gunung Sitoli.
Seperi diketahui, Pelabuhan Pintu Angin Gunung Sitoli merupakan pintu mmasuk utama menuju Gunung Sitoli.
Kejadian tersebut juga seharusnya menjadi perhatian seius pemerintah dalam menertipkan premanlisme, terlebih para pelaku tindakan kasar terhadap kaum perempuan.
Sebab, kejadian tersebut seharusnya tak mestinya dilakukan, terlebih lagi, sebagaimana diutarakan Junita, seorang petugas yang diduga berseragam Tentara melakukan pembiaran atas tindakan seorang pria mencaci maki seorang wanita di depan umum dengan kata-kata kotor.
Tindakan premanlisme di pelabuhan angin Gunung Sitoli harus ditertibkan kembali oleh Pemerint Kota Gunung Sitoli. Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Jika tindakan tersebut dibiarkan, sudah sangat jelas mencoret wajah Pulau Nias di mata Dunia. Terlebih lagi pada tahun ini, di Pulau Nias akan mengelar acara Sail Nias yang rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sedah sangat jelas, kegiatan tersebut akan dihadiri para pejabat-pejabat tinggi Negara.
Seperti diketanui, Ketua Umum Panitia Nasional Sail Nias terbit adalah Prof. Yasonna Laoly. Sehingga tindakan oknum-oknum di Pelabuhan Angin Gunung Sitoli tersebut sangat kita sayangkan.
Akankah Pemerintah Gunung Sitoli segera menertipkan dan memberikan pelayanan di Pelabuhan Gunung Sitoli kepada para pengguna jasa kapal khususnya…? Kita tunggu saja.