Kota Medan Butuh Sentuhan Seorang Ibu

  • Whatsapp
Hj. Fitriani Manurung, S.Pd, M.Pd, Bakal Calon Walikota Medan

Sinarlintasnews.com | Medan –  Kota Medan yang berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimus di pertemuan Sungai Deli dan sungai Babura dan ditetapkan pada tanggal 1 Juli 1590 memiliki luas sekitar 265,10 Km² terdiri dari 21 Kecamatan, 151 Kelurahan, dengan total penduduk 2.264.145 Jiwa saat ini tengah butuh sentuhan pembangunan yang lebih baik.

Untuk memimpin Kota Medan yang termasuk kota urutan ke tiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya sangatlah tidak mudah. Hal ini tentunya butuh orang yang benar-benar memiliki mental dan pengalaman dalam kepemimpinan yang layak.

Bacaan Lainnya

Pada bursa pemilihan Walikota Kota medan periode 2020-2025 yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September mendatang tampil beberapa nama bakal calon kuat yang akan bersaing merebut kursi nomor satu Kota Medan.

Dari sejumlah nama yang muncul, termasuk Bobby Nasution  yang tak lain adalah menantu Presiden RI Joko Widodo, Dahnil Anzar Simanjuntak,  Akhyar Nasution Plt Walikota Medan, juga Hj. Fitriani Manurung, S.Pd, M.Pd.

Namun dari sejumlah nama tersebut, nama Fitriani Manurung kerap disebut-sebut memiliki ciri khas dan karakter kepemimpinan yang sama dengan Walikota Surabaya Ir. Tri Risma Harini, MT atau yang lebih dikenal dengan panggilan Risma dan dinilai layak memimpin Kota Medan lima tahun kedepan.

Disisi lain, dengan kemunculan nama Bobby Nasution juga kerap disebut sangat cocok untuk menjadi pasangan Fitriani Manurung.

Dari sejumlah nara sumber menyebutkan, Fitriani Manurung lebih tepat mendampingi  Bobby Nasution untuk memimpin kota Medan. Dari hasil konfirmasi dari berbagai sumber menyebutkan, dengan majunya Bobby Nasution sebagai Walikota dan Fitriani Manurung sebagai Wakil, sudah dipastikan Kota Medan akan lebih baik dan lebih maju, bebas korupsi. Sebab dipimpin oleh orang yang tepat.

Saat ini sejumlah wilayah kota medan terlihat semberaut kotor dan kumal. Hal ini tentunya akan menjadi peranan penting bagi pejabat yang akan memimpin kota Medan nantinya. Kondisi kota Medan yang saat ini perlu perubahan yang lebih baik membutuhkan sentuhan seorang wanita untuk menata dan mengelolah dengan baik.

Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa sepanjang pemerintahan kota Medan, selalu dipimpin oleh (maaf bukan bermaksud mempertentangkan gender) kaum lelaki dengan mainstrem berpikir yang “hanyut” dalam kultur kerasnya masyarakat Medan. Sehingga kasat mata Kota Medan terlihat kasar, kotor dan kumal, tidak terlihat kesejukaan dan kenyamanan.

“Situasi di atas tentu mempengaruhi mental dan prilaku masyarakatnya yang juga berprilaku keras, kotor dan kumal serta tak mengindahkan tata tertib dan peraturan. Masyarakat yang saya maksud juga termasuk para ASN,” kata Angga salah satu nara sumber warga Medan Petisah.

Sedangkan menurut Santy Melda warga Medan Deli menyatakan, seorang perempuan dan seorang ibu sesungguhnya merindukan kota Medan disentuh dan dikelola oleh tangan-tangan lembut seorang ibu. Masyarakat Kota Medan yang keras tetapi memiliki hati yang melankolis (lembut dan bersahaja). Perilaku kotor dan kumal serta taat aturan karena semata-mata tidak keteladanan dari seorang pemimpin dan hal tersebut dimiliki Fitriani Manurung.

“Saya seorang perempuan tau persis bagaimana hati seorang ibu, dalam keadaan saat ini, Fitriani Manurung sangat layak untuk menjadi pemimpin kota Medan. Akan menyentuh dan memimpin Kota Medan dengan sentuhan lembut dan keteladanan. Masyarakat kota Medan tidak harus disentuh dengan kekasaran karena hanya akan membenturkan batu dengan batu, akibatnya keduanya akan hancur. Saya hanya akan menyirami kekerasaan itu dengan air yang menyejukkan sehingga tumbuh bunga-bunga harapan,” ungkapnya.

Sedangkan Ahmat Ginting warga Medan Maimun menyatakan, perilaku yang baik dalam memimpin Kota Medan hanya dapat diubah dengan keteladanan dan keteladanan itu hanya ada pada seorang pemimpin.

“Darimana mulai keteladanan itu ? Pertama, komitmen  berperilaku baik, jujur dan tegas, dua bersih, bersih sampah dan bersih korupsi. Kedua, komitmen pertama akan juga diterapkan menjadi perilaku dan komitmen kepada seluruh ASN. Yang tidak mampu untuk komitmen itu tentu saya tidak konsolidasikan,” harapnya.

Sementara itu, Fitriani Manurung saat dikonfirmasi wartawan terkait beberapa pernyataan warga dan pencalonannya sebagai Balon Walikota Medan menyebutkan, segala sesuatunya diserahkan kepada mekanisme Partai PDI Perjuangan yang merupakan satu-satunya partai Politik tempat dirinya mendaftar.

“Semuanya kita serahkan kepada partai, tentunya partai lebih tau yang layak dan yang tidak, akan tetapi sedikit banyaknya saya sudah mengetahui banyak bagaimana dan apa keinginan warga kota Medan, bila nantinya Partai dan masyarakat memberikan kepercayaan kepada saya, akan menjadikan Kota Medan lebih baik lagi,” Katanya, Senin (2/12/2019).

Dikatakannya, dirinya tidak akan seperti Ahok  dan juga Risma tetapi  akan memadukan keduanya program dan sistem pemerintahan kedua tokoh tersebut untuk diterapkan di Kota Medand. Berkomitmen berperilaku baik, jujur, tegas,  dan bersih korupsi serta komitmen tersebut juga diterapkan kepada seluruh ASN.

“Ini  akan menjadi bukti keteladanan bagi masyarakat. Dan saya menyakini komitmen ini akan membawa dampak pada terlaksananya berbagai program pembangunan seperti pengelolaan air hujan sehingga tidak banjir dan berdaya guna, jalan- jalan yang tidak lagi bermacet ria dan seterusnya” ujarnya.

Fitriani Manurung yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota ini menjelaskan, Bila situasi tersebut  tercipta di kota Medan,  maka dirinya (Fitriani,red) menyakini akan ada perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih produktif.

“Perilaku produktif  akan berdampak sangat baik pada kenaikan daya beli masyarakat, dan  berpengaruh pada pendapatan asli daerah untuk pembangunan selanjutnya,”ternga Fitriani.

 

 

 

 

Penulis : Jerry

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *