BI Sibolga: Ekonomi Kota Sibolga Tahun 2021 Tumbuh 2,1 Persen

  • Whatsapp
Foto: Kepala Perwakilan BI Sibolga, Yuliansah Andrian

SIBOLGA | Sinarlintasnews.com – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga mencatat pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga, Sumatra Utara (Sumut), tahun 2021 mencapai 2,1 persen dibandingkan pada tahun 2020.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga menujukkan tren perbaikan dibandingkan pada tahun 2020 yang mencapai 1,4 persen. Akan tetapi belum bisa dikategorikan normal.
Demikian disampaikan, Kepala Perwakilan BI Sibolga, Yuliansah Andrian saat bincang-bincang bersama sejumlah wartawan di wilayah kerja Bank Indonesia Sibolga, di Kafe Matahari Sibolga, Kamis (16/2/2023).

Bacaan Lainnya

“70 persen pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga ditopang sektor perdagangan, perikanan, dan trasportasi, sehingga dapat menekan inflasi di Kota Sibolga. Sementara itu, indikator tingkat pengangguran terbuka (TPT), tingkat kemiskinan maupun indeks pembangunan manusia (IPM) menunjukkan pertumbuhan yang membaik. Namun, demikian perlu diperhatikan ketimbangan pendapatan Kota Sibolga (Gini Ratio) mengalami peningkatan menjadi 0.35 persen tahun 2022,” kata Yuliansah Andrian.

Menurut Yuliansah, perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di 16 kabupaten/ kota wilayah kerja BI Sibolga, mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif tahun 2021.

“Dari hasil data kita Kabupaten Padang Lawas menduduki rangking tertinggi dengan laju pertumbuhan 3.83 persen. Namun, masih lebih rendah dibandingkan Kabupaten Labuhanbatu yang memiliki laju pertumbuhan sebesar 3.85 persen, dibandingkan Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki laju pertumbuhan terendah dengan nilai yang sama sebesar 2.0 persen,” jelasnya.

Disampaikan, untuk Kota Sibolga sistem keuangan sampai dengan Desember 2022, perbaikan kredit khususnya investasi (DPK) mengalami sedikit penurunan di tengah perbaikan kredit khususnya investasi. Perkembangan NPL per sektor terlihat bahwa kredit sektor listrik, gas dan air serta sektor konstruksi memiliki nilai NPL di atas normal 5 persen.

“Secara umum pada tahun 2022 terdapat pertumbuhan kredit yang tinggi untuk sektor UMKM Mikro. Meskipun menurun pada Desember 2022, namun perkembangan kredit usaha rakyat (KUR) juga meningkat baik tahun 2022 didukung dengan NPL yang rendah,” terang Yuliansah.

Kemudian, lanjutnya, dari hasil survei Bank Indonesia menunjukan perbaikan, namun cenderung hati-hati. Hasil survei kegiatan dunia usaha yang mengambarkan kondisi kinerja sektor ril di wilker BI Sibolga mengalami peningkatan pada akhir 2022.

“Seiring dengan akselerasi konsumsi pada periode perayaan natal dan tahun baru. Kinerja konsumsi yang membaik ini juga terpantau pada indeks suvei pedagang eceran yang meningkat pada periode Januari 2023. Namun demikian, Indeks keyakinan konsumen masih berada di bawah 100. Seiring dengan perkiraan pereknomian yang akan memasuki resesi pada tahun 2023,” jelas Yuliansah.

Penulis: Acipta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *