TAPANULI TENGAH – Banjir bandang dan tanah longsor dahsyat yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada pekan ini terus menyisakan duka mendalam. Selain menelan puluhan korban jiwa, bencana tersebut melumpuhkan total akses utama Sibolga–Tarutung.
Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir menyebabkan banyak titik badan jalan runtuh, tertimbun tanah, kayu, dan batu berukuran besar. Material longsor menutup seluruh badan jalan sehingga kendaraan tidak dapat melintas.
Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa tingkat kerusakan jalur tersebut sangat parah. Bahkan, proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
“Akses jalan Sibolga–Tarutung tidak bisa dilalui sama sekali. Kerusakan berat terjadi di banyak titik. Kami memperkirakan jalur ini belum dapat dibuka dalam waktu satu bulan ke depan,” ujar Masinton, Kamis (4/12/25).
Ia mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak memaksakan diri melintas di kawasan terdampak.
“Warga diminta mencari alternatif rute lain. Kondisi di lapangan sangat berbahaya dan masih rawan longsor susulan,” tambahnya.
Selain akses jalan, jaringan internet di beberapa kecamatan juga mengalami putus total selama delapan hari terakhir. Gangguan serupa terjadi pada aliran listrik akibat banyaknya tiang listrik yang tumbang dihantam longsor.
Kondisi ini membuat koordinasi antarpetugas di lapangan semakin menantang, sementara warga yang terisolasi kesulitan berkomunikasi dengan keluarga maupun petugas evakuasi.
Hingga Kamis (4/12/25), tim gabungan berhasil menemukan 88 korban jiwa. Sementara itu, jumlah warga yang belum ditemukan masih diperkirakan mencapai ratusan orang mengingat banyaknya rumah, fasilitas umum, serta permukiman yang tersapu arus banjir dan tertimbun material longsor.
Tim SAR, TNI, Polri, relawan, dan warga terus melakukan pencarian dengan segala keterbatasan. Cuaca yang tidak menentu, aliran sungai yang masih meluap, serta tumpukan lumpur tebal menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi.
Meski situasi masih penuh keprihatinan, dukungan dari berbagai pihak terus mengalir. Pemerintah daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, BNPB, TNI, Polri, serta lembaga kemanusiaan untuk penanganan darurat dan pemulihan jangka panjang.
Bencana ini menjadi peringatan keras akan risiko tinggi hidrometeorologi yang mengancam banyak daerah di Indonesia. Namun, di balik kepedihan, terselip pula semangat solidaritas warga Tapanuli Tengah dan Sibolga yang bahu-membahu membantu satu sama lain.
Pemkab Tapteng berharap kondisi cuaca segera membaik agar proses pencarian korban, pembukaan akses jalan, dan pemulihan wilayah terdampak dapat berjalan lebih cepat dan aman.(Jerry).






