Tapanuli Tengah – Plt Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah (Tapteng), Lisnawati Panjaitan, SKep., Ns., MKes., AKK, menegaskan komitmennya untuk memulihkan rasa takut dan trauma mendalam yang dialami keluarga korban kasus tragis akibat isu Begu Ganjang (santet) di Barus.

Komitmen tersebut disampaikan Lisnawati sebagai tindak lanjut arahan Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, usai dirinya mengunjungi Masnida Sihotang, istri almarhum R.P. (53), yang tewas dihakimi massa pada Selasa (23/9/2025) lalu. Saat ini, Masnida bersama kelima anaknya sementara diamankan di Lingkungan 3, Kelurahan Binasi.
“Kami sangat prihatin atas musibah ini. Selain memberikan pelayanan kesehatan fisik, kami juga akan fokus pada pemulihan psikologis agar keluarga korban, khususnya istri almarhum, bisa kembali tenang dan tidak terus-menerus dibayangi rasa takut,” ujar Lisnawati, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, Dinas Kesehatan Tapteng akan menurunkan tim medis dan psikolog untuk memberikan konseling serta pendampingan intensif. Langkah ini dinilai penting agar trauma tidak berkepanjangan dan keluarga korban dapat kembali beraktivitas normal di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Lisnawati mengimbau masyarakat Tapteng, khususnya di Barus, agar tidak mudah terprovokasi isu-isu yang tidak berdasar, seperti tuduhan ilmu santet. Ia menegaskan, hal tersebut hanya menimbulkan keresahan, perpecahan, bahkan berujung pada tragedi kemanusiaan.
“Kami mengajak seluruh warga untuk mengedepankan musyawarah dan berpikir rasional dalam menyelesaikan masalah. Jangan sampai isu yang tidak bisa dibuktikan malah merenggut nyawa seseorang,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah bersama aparat keamanan dan tokoh masyarakat juga disebut terus berkoordinasi untuk menjaga suasana kondusif. Selain itu, perlindungan dan pelayanan kesehatan yang layak akan dipastikan tetap diberikan kepada keluarga korban.(Jerry).