Heboh! Polisi Dipukul, Malah Dituduh Jadi Provokator Ricuh Tapteng

  • Whatsapp
Foto: Situasi saat terjadi keributan di Jalan Raja Junjungan Lubis di Tapanuli Tengah pada Jumat (31/10/25).

Tapanuli Tengah — Isu liar yang beredar di media sosial tentang personel Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) sebagai provokator kericuhan di Jalan Raja Junjungan Lubis, Jumat (31/10/2025), dipastikan tidak benar alias hoaks.

Faktanya, justru salah seorang personel Polres Tapteng menjadi korban pemukulan oleh sekelompok orang di lokasi kejadian. Informasi itu diperkuat oleh sejumlah saksi mata dan hasil penelusuran lapangan yang menyebut tidak ada personel polisi yang melakukan provokasi maupun meneriakkan ajakan untuk menyerang, seperti yang disebut dalam unggahan viral di media sosial.

Bacaan Lainnya

“Itu tidak benar. Saya berada langsung di lokasi dan melihat sendiri kejadian tersebut. Justru ada sekelompok orang yang memanas-manasi suasana. Bahkan ada yang membawa kayu dan menghadang mobil komando massa aksi,” ujar salah seorang warga yang menyaksikan langsung peristiwa itu, Minggu (2/11/2025).

Dari situ, ketegangan meningkat dan situasi berubah ricuh. Sejumlah peserta aksi dilaporkan menjadi korban pemukulan oleh kelompok tak dikenal.

“Yang saya tahu, ada juga oknum intel Polres Tapteng yang turut dipukul. Mungkin karena disangka bagian dari massa aksi,” tambah saksi lainnya.

Sumber lain menyebut isu di media sosial tersebut merupakan upaya penggiringan opini publik yang menyesatkan dan berpotensi memperkeruh keadaan.

“Polisi justru berusaha keras menahan situasi agar bentrokan tidak meluas. Saat itu malah terjadi hujan batu dari arah kelompok lain,” ungkap salah satu narasumber di lapangan.

Meski sempat memanas, petugas Polres Tapteng akhirnya berhasil meredam situasi dan memulihkan ketertiban di lokasi.

Namun, ironi mencuat ketika beberapa saksi menyebut terlihat oknum anggota DPRD Sumatera Utara diduga ikut melempari massa aksi, menambah kekisruhan di tengah ketegangan.

Salah satu warga juga mengaku baru mengetahui tujuan massa aksi setelah berada di Kantor DPRD Tapteng.

“Saya baru tahu ternyata mereka datang untuk meminta DPRD membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna mengusut pembangunan Kantor Bupati Tapteng yang diduga mangkrak,” ujarnya.

Hingga berita ini diterbutakn, pihak kepolisian Polres Tapteng masih belum memberikan keterangan secara resmi. (Jerry).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *