Kasus Kematian Virendy, Riady Putra Angkat bicara : Diksar Sesuai SOP

  • Whatsapp
Ket foto : Riady Putra bersama Mahasiswa Pecinta Alam foto bersama sebelum mengikuti pendidikan Dasar (dok : istimewa).

Makasar | SinarlintasNews.com – Mantan mahasiswa Jurusan Teknik di salah satu Universitas diluar kota Makasar, Riady Putra atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pante angkat bicara terkait kasus kematian Virendy Marjefy Wehantouw (19), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pada Minggu (13/1/23) lalu.

Menurut Pante, sebagai Pecinta Alam mengetahui prosedur dan syarat menjadi sebagai peserta Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yakin dilakukan sesuai dengan Standart operating procedur (SOP), Serta syarat-syarat dan ketentuan persetujuan dari orang tua masing-masing mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan Diksar.

Bacaan Lainnya

“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa saudara kita (Virendy) ini. Dan tak lupa Semangat yang luar biasa untuk Kelurga besar Mapala 09 FT-UNHAS dalam menjalani kegiatan kedepan.
Namun dalam hal ini , kita perlu tau bahwa untuk mengikuti kegiatan Diksar Mapala ini tidaklah mudah. Saya pernah mengikuti kegiatan itu disana, untuk menjadi peserta harus melalui proses dan seleksi ketat dari pihak panitia,” Kata Pante, Selasa (17/1/23).

Selain itu, untuk menjadi peserta Diksar Mapala juga harus mendapat izin dari orang tua. Meski demikian, Pante menyatakan Tragedi tersebut sangat memukul keluarga besar pecinta alam atau bahkan semua pihak, karena tidak satupun menginginkannya.

Ket foto : para peserta Diksar Mapala saat mengikuti kegiatan (dok : istimewa).

“Melihat kegiatan ini dilakukan dengan sesuai SOP mulai dari kesehatan, fisik, bekal pengetahuan, kemudian di tindak lanjuti pihak kampus hingga sampai kepada kepolisian setempat yang pada akhirnya memberikan izin untuk melaksanakan Pendidikan Dasar tersebut,” Kata Pante.

Menurutnya, pada kejadian tersebut perlu pemahaman serta kejujur dalam hal tindakan dan pengakuan. Karena evaluasi dan tindakan akan selalu ada disaat kejujuran itu terbukti kebenarannya.

“Pesan saya untuk keluarga saya Pecinta Alam di Manapun berada. Yang ingin atau sedang melakukan kegiatan Pendidikan Dasar jangan lupa mengingatkan adik-adik kita baik peserta maupun panitia pelaksana untuk senantiasa Jujur akan kondisi apapun, jauhkan fikiran tidak berhasil, tidak terlaksana dengan baik, tidak sanggup serta bahkan tidak kuat melanjutkan kembali kegiatan tersebut,” ujarnya.

Pante juga berharap kepada semua pihak untuk tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang belum tentu benar, sebab kasus kematian Virendy tersebut juga sedang dalam penanganan pihak Kepolisian.

Dilansir dari Jejakfakta.com, Virendy, mahasiswa Jurusan Arsitek Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Kampus Gowa, jatuh sakit Jumat (13/1/2023) petang, dalam kegiatan pelintasan Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala 09 Unhas.

Menurut keterangan Ibrahim selaku ketua Mapala 09 Unhas, Virendy jatuh sakit dalam perjalanan melaksanakan kegiatan Diksar.

“Korban tidak enak badan tapi tetap jalan. Sekitar jam 11 malam ia sudah tidak sadarkan diri,” kata Ibrahim di RS Grestelina, Jl Hertasning, Makassar, Sabtu (14/1/23).

Panitia Diksar, kata Ibrahim, bergegas mengevakuasi Virendy turun gunung, dalam rute pelintasan Tompobulu Kabupaten Maros menuju Malino Kabupaten Gowa.

“Kami evakuasi dari atas gunung turun ke permukiman warga sekitar lima jam. Subuh baru tiba. Jadi pagi baru infokan keluarga, karena juga baru dapat jaringan,” kata Ibrahim.

Informasi yang dihimpun, keluarga mendapatkan informasi kondisi Virendy pada Sabtu (14/1/23) pagi Wita.

Mayat Virendy, putra James Wehantouw mantan wartawan senior Pedoman Rakyat, yang juga cucu mendiang dosen senior Unhas Prof Dr O.J.Wehantouw sudah diserahkan kepada keluarganya.

Sementara Humas Unhas, Supratman S Athana, belum mengetahui kronologi dan penyebab meninggalnya Virendy. Namun Supratman mengaku mendapatkan kabar bahwa Virendy sempat dibawa ke Rumah Sakit Grestelina Makassar sebelum dibawa ke rumah duka.

Pihak Rektor Unhas belum mengeluarkan keterangan pasti penyebab meninggalnya Virendy dalam Pendidikan Dasar Mahasiswa Pecinta Alam atau Diksar Mapala Unhas.

“Pihak komdis fak.teknik akan melakukan investigasi kepada pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan tersebut,” kata Supratman melalui pesan singkat.(SL-1).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *