Kultur Infusoria Dengan Media Organik, Pemberi Keuntungan Bagi Pembudidaya Ikan

  • Whatsapp
Enjelina Maria M. Manurung

Tapanuli Tengah dengan panjang garis pantai ± 200 km di pantai Barat Sumatra menjadikannya kaya akan hasil laut baik organisme berupa ikan atau organisme non-ikan. Namun, walaupun demikian ikan tawar tidak kalah populer dikalangan masyarakat Tapanuli Tengah. Berawal dari hal itu, banyak masyarakat menjadikan kegiatan budidaya sebagai kegiatan usaha. Usaha tersebut tidak hanya mencakup untuk ikan konsumsi masyarakat saja tetapi untuk ikan hias juga dilakukan kegiatan usaha budidaya.

Kegiatan budidaya ikan tidak terlepas dari sumber pakan yang digunakan. Sebagian besar masyarakat Tapanuli Tengah dalam melakukan kegiatan budidaya masih mengutamakan penggunaan pakan buatan yakni pelet sebagai makanan ikan budidaya. Tidak sulit dan mudah didapatkan menjadi alasan penggunaan pelet (pakan buatan) lebih populer dibandingkan dengan penggunaan pakan alami. Namun, untuk biaya pakan yang dikeluarkan pembudidaya itu sendiri sudah memakan biaya yang sangat besar.

Bacaan Lainnya

Mahasiswa STPK Matauli telah melakukan praktikum dengan mata kuliah Planktonologi yang dibimbing langsung oleh Dosen Dian Fitria, S.Pi, M.Si di Lab. Penyakit Ikan STPK Matauli mengenai bagaimana cara menghasilkan atau memperoleh pakan alami yang mudah, murah dan efesien yang dapat digunakan pembudidaya ikan di Tapanuli Tengah khususnya. Infusoria, kata yang terbilang asing dikalangan masyarakat namun memiliki manfaat besar bagi kegiatan usaha budidaya ikan.

Infusoria merupakan salah satu makanan alami ikan, dan juga berasal dari kelas protozoa. Infusoria merupakan kelompok hewan bersel tunggal yang mempunyai ukuran antara 40-100µ menurut Suprayiitno tahun 1986. Pada kelas infusoria ini, dikenal sub-kelas ciliata yang sudah tak asing lagi contohnya: Paramecium, Didinium, Colpoda dan Balantidium. Infusoria pada umumnya hidup di air tawar. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak ditemukan di perairan yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan air. Secara individual, infusoria tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga membutuhkan mikroskop untuk melihatnya, namun tidak perlu khawatir infusoria dapat dilihat dengan mata telanjang apabila hidup secara bergerombolan dengan ditandai sebagai lapisan putih seperti susu atau awan yang terdapat di permukaan air.  Konjugasi dan pembelahan sel merupakan cara berkembang biak infusoria. Infusoria sangat cocok diberikan kepada larva ikan yang berukuran kecil dengan kandungan protein lebih dari 35% dan kandungan vitamin yang cukup besar sehingga membuat pertumbuhan larva ikan lebih cepat dan memberikan kesehatan bagi larva.

Gerombolan Infusoria (sumber : infoikan.com)

Infusoria dapat dibiakan dengan menggunakan media berupa bahan organik seperti tanaman kangkung, kol, daun ubi rambat, bayam dan pelepah pisang sebagai media tumbuhnya. Tanaman yang digunakan umumnya harus memiliki kandungan klorofil (zat hijau daun) untuk berfotosintesis (menghasilkan makanan) sehingga nutrisinya sangat melimpah yang diduga dapat menigkatkan populasi atau jumlah pertumbuhan infusoria.

Langkah-langkah dalam pembuatan media tumbuh infusoria, sebagai berikut :

1. Indukan infusoria dapat diambil dari air rawa yang disaring terlebih dahulu sebanyak 1 liter.

2. Pembuatan media biakan : Media biakan berupa bahan organik yang di rebus selama 30 menit dan ditiriskan dari air rebusannya.

3. Media organik yang telah direbus dapat ditimbang sebanyak 0,5 kg bila dirata-ratakan.

4. Sediakan wadah, dapat berupa akuarium, ember untuk tempat media biakan dan diisi air sebanyak 5 liter dan gunakan aerator sebagai penyuplai oksigen.

5. Masukan indukan 100 mL ke dalam wadah yang telah diisi air dan media biakannya.

6.  Aduk perlahan media tersebut agar menyebar secara merata.

7. Pada hari pertama setelah budidaya mulai dilakukan, infusoria akan mulai berkembang namun belum dapat dilihat dengan mata telanjang hingga pada hari ke tiga dan seterusnya sudah dapat dilihat dengan adanya lapisan putih seperti susu atau awan yang terdapat di permukaan air.

Infusoria yang dikembangkan oleh mahasiswa STPK Matauli

Paramecium sp (sumber: wikepedia)

Spesies infusoria yang dapat ditemukan seperti Paramecium sp, Euglena sp, Stentor sp dan Euplotes sp. Mudahnya menghasilkan pakan alami sendiri akan menekan biaya budidaya untuk pakan khususnya. Sehingga pembudidaya ikan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan penggunaan pakan alami tersebut.

Penulis,

Nama : Enjelina Maria M. Manurung

NIM : 18020007

Prodi : Akuakultur

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *