Potensi Teripang di Kabupaten Tapanuli Tengah – Oleh : Ratih Dwi Ivana

  • Whatsapp
Penelitian Teripang oleh Mahasiswa STPK Matauli yang dihadiri Ketua Pembina Yayasan Matauli Bapak Dr. Ir Akbar Tanjung

Teripang

Secara letak geografis Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada ketinggian 0-1.266 m diatas permukaan laut dan terletak pada koordinat 1°11’00” – 2°22’0” LU dan 98°07’ – 98°12’ BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut;

Peta Kabupten Tapanuli Tengah

Sebelah utara berbatas dengan Provinsi Aceh,
Sebelah selatan berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Selatan,
Sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat
Sebelah barat berbatasan dengan Sibolga dan Samudera Indonesia membuat Kabupaten Tapanuli Tengah Kaya akan hasil perkebunan dan laut.

Panjang garis pantai yang mencapai ± 200 km di pantai barat Sumatera menjadikan Kabupaten Tapanuli Tengah kaya akan hasil laut. Salah satu contoh kekayaan itu adalah ikan laut. Berikut ini perkembangan produksi ikan laut di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2012 – 2016.

Tahun Produksi
Produksi (ton)

1). Tahun 2012 : 42.059,7 (ton),

2). Tahun 2013 : 42.297,5 (ton),

3). Tahun 2014 : 44.522,0 (ton),

4). Tahun 2015 : 44.948,7 (ton),

5). Tahun 2016 : 57.511,0 (ton),

Dengan Total Produksi 231.338,9 Ton.

Sumber : BPS Perikanan dan Kelautan Tapanuli Tengah, 2017
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa tren pada tahun 2012 – 2016 mengalami peningkatan hasil Produksi Ikan laut di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Kabupaten Tapanuli Tengah juga diagnugrahi kekayaan organisme laut non ikan seperti teripang, kepiting, lobster, cumi – cumi dan masih banyak lagi organisme non laut lainnya.

Dengan besarnya potensi kekayaan organisme laut non ikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ingin terjun dalam budidaya organisme laut non ikan. Tingginya permintaan pasar domestik dan internasional serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi memberikan peluang bagi masyarakat.

Salah satunya komoditas teripang. Teripang tidak boleh dipandang sebelah mata, karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Terbukti, komoditas ekspor berbentuk bulat lonjong seperti timun itu diminati masyarakat di banyak negara, di antaranya, China, Korea, Singapura, Malaysia, Hongkong dan lainnya.

Teripang Prickly

Salah satu jenis yang paling mahal yaitu teripang Prickly (teripang berduri). Harga bervariasi mulai dari Rp 700.000,- hingga Rp 2.850.000,- dalam olahan berbentuk kering.

Selain itu, ada jenis teripang lainnya seperti; teripang susu, teripang gamat, teripang gosok/pasir, teripang polos, teripang cerah merah/hitam coklat, teripang kapok, teripang nanas, teripang bola – bola, teripang bintik, teripang ogay dengan harga berkisar Rp 300.000,- hingga Rp 2.800.000.

Teripang memiliki kandungan protein 86,8%, kolagen 80 %, mineral, mukopolisakarida, Glucasainogycans (GAGs), antiseptik alamiah, glucosamine dan chondroitin, saponin, omega -3, 6, 9, asam amino, lektin, vitamin dan sekitar 50 jenis kandungan aktif lainnya.

Dengan banyak kandungan yang terkandung dalam teripang membuat teripang kaya akan manfaat bagi kesehatan. Diantaranya Mampu melawan kanker, membantu mengatasi masalah gusi, menjaga kesehatan jantung dan hati, mencegah keriput pada kulit dan mengandung zat antibakteri.

Selain dijadikan obat, teripang juga dapat dikonsumsi dengan cara dikeringkan, digoreng, diasamkan,bahkan dimakan mentah-mentah. Teripang memiliki rasa daging yang sedikit hambar. Itu sebabnya, teripang sering di campur kedalam tumisan, sup dan olahan lainnya.

Di Kabupaten Tapanuli Tengah nelayan memproleh teripang secara langsung di alam. Pada Praktikum Komoditas Hasil Laut Non Ikan, Mahasiswa STPK MATAULI mewawancarai salah satu pengusaha teripang di Desa Lubuk Tukko, Pandan.

Teripang Gajah

Teripang Gajah (foto istimewa)

Jenis teripang yang banyak didapatkan nelayan seperti teripang gajah, teripang gamat dan teripang polos. Alat yang digunakan untuk menangkap teripang adalah dengan tangan kosong.

Nelayan akan menyelam kedalam dasar laut menggunakan compresor dan mencari teripang di dasar laut yang berpasir dan berlumpur, dengan kisaran kedalaman 1 meter sampai 40 meter.

Ilustrasi menyelam teripang (foto : istimewa)

Hal ini sangat berbahaya, karena resiko mengalami dekompresi akan sangat tinggi, hal ini bisa membuat nelayan mengalami kelumpuhan bahkan kematian.

Wawancara mahasiswa STPK MATAULI dengan pengusaha teripang
Eksploitasi yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan teripang sulit ditemukan di alam.

Untuk itu, agar teripang tetap lestari dan bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional, perlu dilakukan kegiatan budidaya teripang di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Di indonesia, salah satu lembaga yang sudah berhasil membudidayakan teripang adalah Balai Bio Industri Laut Lembaga Pengetahuan Indonesia (BBIL LIPI).

Tentu hal ini menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang ingin terjun ke dalam dunia budidaya teripang, tinggal bagaimana peran Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah mendukung kegiatan budidaya teripang demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.

10 Mei 2020

Oleh : RATIH DWI IVANA 18020013 AKUAKULTUR SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI 2020/2021

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *