Hadiri Perayaan Natal Generasi Muda Patombar Indonesia, Hj. Fitriani Manurung : Perbedaan Menyatukan Kita

  • Whatsapp

Sinarlintasnews.com | MEDAN – Wakil Ketua DPC Partai PDI Perjuangan Kota Medan sekaligus Bakal Calon Wakil Walikota Medan periode 2020-2025 HJ. Fitrisni Manurung, S.Pd, M.Pd menghadiri perayaan natal Generasi Muda Patambor Indonesia, Minggu (15/12/2019).

Perayaan Natal Generasi Muda Patombar Indonesia tersebut mengangkat Thema “Naposo Na Gebe Sitiruon” (Meniru yang Muda, red) dilaksanakan di Wisma Pertemuan Permata Griya di Jalan Pelajar No, 146 Kota Medan.

Dalam sambutanya, Hj. Fitriani Manurung yang turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pengrus Parsadaan Pomparan Raja Toga Manurung Dohot Boruna (Patambor) Cabang Kota Medan, Jannes Manurung, SE menyatakan, Generasi Muda Patombar Indonesia Cabang Kota Medan harus mampu menjadi wadah edukasi bagi warga gereja dan sekitar, bahwa membina kerukunan dalam keberagaman adalah menjadi dasar dan yang utama di negara kesatuan Republik Indonesia.

“Saat ini kaum milenial sangat strategis dalam memberikan pemahaman akan pentingnya membina kebersamaan dalam keberagaman. Bangsa kita bangkit dari latarbelakang keberagaman, ada suku yang berbeda, agama yang berbeda, ras dan bahasa dan budaya masing-masing daerah yang berbeda, tapi itu menjadi pemersatu kita” Kata Fitriani.

Pada kesempatan itu juga, Hj. Fitriani Manurung mengatakan, hikmah perayaan Natal Generasi Muda Patombar Indonesia tahun ini harus disyukuri dengan membawa semangat damai Natal dengan membangun kebersamaan dan toleransi antar sesama, baik di lingkungan jemaat termasuk di lingkungan masyarakat pada umumnya.

“Sudah saatnya pemuda-pemudi mengimplentasikan semangat kasih Natal dalam tema yang “Naposo Nagabe Sitiruon” ini. Sungguh makna ini sangat mendalam, khususnya mendukung tumbuh kembang iman, utamanya para kaum muda. Pemberdayaan peran, pemuda pemudi sebagai basis pembangunan masyarakat.

“Di jaman millenial ini tantangan bagi kaum muda tentu jauh berbeda. Jika dahulu orangtua dipusingkan dengan anak-anak yang terlibat pergaulan bebas, miras, perkelahian anak remaja, balap liar, kriminalitas, pergaulan bebas dan masih banyak lagi. Kini ruang bebas ilmu pengetahuan teknologi, informatika tanpa bataslah yang kemudian menjadi tantangan terbesar bagi kaum muda,” Jelasnya.

Lebih lanjut fitriani menjelaskan, Kota Medan identik dengan budaya ketimuran yang tetap menjunjung tinggi tradisi perilaku dan akhlak mulia. Anak muda harus memberikan contoh dalam tatanan masyarakat untuk tidak terlibat dalam tindak narkoba, miras, kriminal dan tangkah laku buruk lainnya.

Dijelaskannya, Ia (Fitriani Manurung, red) adalah keturunan Raja Toga Manurung yang mendukung dan menjung tinggi Budaya-budaya Batak. Sehingga dengan terbentuknya Patambor di Kota Medan menjadi salah satu wadah pemersatu keturunan-keturunan Raja Toga Manurung. Menurutnya, sejauh ini banyak diantara kalangan milenial yang tidak paham silsilah tutur turunan (Tarombo).

“Sayalah contohnya, di usia belia saya sudah kehilangan ayah tercinta, selama ini saya terus mencari siapa yang bisa menjadi orang tua yang bisa mengjarkanku tentang budaya kita, tapi saya masih bersyukur masih ada yang mau mengingatkan saya, maka dengan terbentuknya Patombar ini saya merasa sangat bersyukur datat kenal dengan orang-orang tua saya, saudar-saudari saya,” Kata Fitriani Manurung dengan nada Sedih.

 

 

Penulis : Jerry

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *