Sinarlintasnews.com | Subulussalam – Perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Atmo Daya Energi dan PT Hyundai di aliran sungai Lae Souraya Desa Pasir Belo, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, kembali mendapat penolakan dari sejumlah elemen masyarakat dan meminta Plt. Gebernur Aceh Ir. Nova iriansyah,MT untuk tidak memberi izin pembangunan.
BACA JUGA : KOMPPAS Minta Plt Gubernur Aceh Tak Beri Izin Pembangunan PLTA Lae Souraya
BACA JUGA : TNI Manunggal Membangun Desa Ke 105
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ipong selaku Ketua Investigasi Lembaga Swadaya Masyarakat Lemabaga Penyalamat Lingkungan hidup indonesia (LPLHI) Subulussalam dengan tegas menolak pembangun karena menggangu ketenangan masyarakat.
“Selama ini masyarakat sudah menjaga kelestarian hutanndan menjaga kebersihan sungai Lae Souraya ini dengan baik, sehingga masyarakat dapat hidup dengan tenang dengan alam sekitar. Pemerintah harus memikirkan itu,” ujarnya.
BACA JUGA : HUT Bayangkara ke-73, Kapolsek Rundeng Raih Penghargaan Kantor Polisi Terbersih
BACA JUGA : Program kotaku Di desa Suka Maju Telah di Bangun di Kerjakan oleh Masyarakat
Dikatakannya, pembangunan PLTA akan berpotensi kericuhan dimasyarakat, sebab dengan pembangunan tersebut dapat merusak kawasan hutan Lauser yang didalamnya dihuni satwa liar yang dilindungi. Menurutnya, pemerintah harus mendukung pemerintah yang sudah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam menjaga alam sekitar dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
BACA JUGA : Gubsu Terima Unras PMII dan HIMMAH
BACA JUGA : Cuplikan Adegan Rekontruksi Pembunuhan Santi Malau di Kos-kosan Pandan
“Kawasan ini selarang sudah menjadi salah satu kawasan yang sering dikunjungi wisatawan dan melakukan penelitian. Seharusnya kawasan ini menjadi ikon kota Subulussalam, bukan malah merusaknya. Kita harus fikirkan juga apa efek dari pembangunan itu, ada tidak keuntungannya dengan masyarakat sekitar. Jika tidak untuk apa,” katanya
Ipong menjelaskan, saat ini rawan gempa dan kebanjiran sudah kerap terjadi dimana, dan sampaimsaat ini kawan sungai Lae Souraya masih aman karenamhutannya masih terjaga. Dan kalau hutannya rusak, sudah bisa bayangkan apa yang akan terjadi.
“Sudah pasti akan membangun bendungan, dan itu saja sudah membuat warga tidak nyaman karena takut akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Kemudian arus sungai tidak akan normal seperti saat ini, sementara masyarakat banyak yang berkegantungan hidup darimsungau.” Jelas Ipong.
Ipong berharap, Pemerintah lebih jeli dalam memikirkan efek dan memikirkan ketengan masyarakat. Serta meminta pemerintah untuk mendukung masyarakat melestarikan hutan dan lingkungan hidup. Sehingga kawasan terbut semakin dikenal masyarakat dalam maupun luar negeri.
“Pengunjung bukan hanya saja lokal selama ini, bahkan turis manca negara sudah beberapa kali ke wilayah ini dan memuji kelestarian hutan kita. Ini kan sudah menjadi modol kita untuk mengembangkan bagaimana agar lebih luas lagi,” ujar Ipong. (Udin).
Ketua Investigasi LSM LPLHI Menolak Pembangunan PLTA Di Sungai lae Souraya.
Sinarlintasnews,Subulussalam- Lembaga Swadaya Masyarakat Lemabaga Penyalamat Lingkungan hidup indonesia (LPLHI) menolak isu pembangunan pembangkitan Listrik Tenaga Air yang di rencana di bangun di Sungai DAS lae souraya singkil- Alas . Kamis, (07/07/19)”
Lokasi Pembangunan PLTA yang di rencana di bangun di kecamatan Sultan Daulat desa Pasir Belou yang berlokasi Kawasan Hutan Lauser memiliki pontensi Alam begitu kaya memiliki Hutan kawasan ekosisten lauser (KEL) yang perlu kita lestarikan.
“Aktivis Pegiat pencinta Lingkungan Ipong selaku Ketua Investigasi lembaga penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia Menolak yang di rencana pembanguna PLTA di Lae souraya tutur Ipong
BACA JUGA : Tidak Mau di Ajak Wik-wik , Suami Gorok Leher Istri
BACA JUGA : Acara Aceh Culinari Festval Subulussalam Diprotes, Masyarakat Surati Walikota
Kemudian menurutnya semakin tingginya angka rawan bencana banjir jika suatu hari terjadi bencana gempa yang menyebabkan tanggul bocor. Maka seluruh desa yang berada di sekitaran pinggiran sungai akan terbawa oleh arus air dampak negatif dari pembangunan Bendungan PLTA.
“ipong meminta kepada pemerintahan Provinsi PLT.Gebernur Ir Nova iriansyah,MT dalam hal ini tidak memberikan rekomendasi atau sejenis persetujuan apapun soal PLTA ini Pungkasnya ipong.
(Udin)