KOMPPAS Minta Plt Gubernur Aceh Tak Beri Izin Pembangunan PLTA Lae Souraya

  • Whatsapp
Amri Purnama

Sinarlintasnews.com | SUBULUSSALAM – Ketua Kompas Aceh Amri Purnama meminta Plt Gubernur untuk tidak memberi izin perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Atmo Daya Energi dan PT Hyundai di aliran sungai Lae Souraya Desa Pasir Belo, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

BACA JUGA : Geucik Namobuaya Buat Kebijakan Pengerasan Jalan Perkebunana Masyarakat

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Program kotaku Di desa Suka Maju Telah di Bangun di Kerjakan oleh Masyarakat

“Kami meminta bapak Gubernur untuk tidak memberi izin, karena itu akan merusak kawasan hutan lindung dan Kawasan Ekosietem Leuser (Kel), di area lokasi pembamgunan,” ujar Amri Selasa (9/7/19).

Dikatakannya, stasiun riset sungai Lae Souraya sudah mulai berjalan sejak 2017 silam, menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawana dalam maupun luar negeri, terlebih mahasiswa dari berbagai Universitas melakukan penelitian di kawasan sungai Lae Soraya.

BACA JUGA : Pemprov Sumut dan PLN Canangkan Program Sibandang Green Island

BACA JUGA : Motif Uang Rp100, Tikam Ibu Kandung

BACA JUGA : G-PAL Menolak Pembangunan PLTA di Lae Souraya

“Kalaulah nanti PLTA dibangun di sungai itu sudah jelas akan merusak kekayaan hayati dan bisa menimbulkan gangguan satwa liar sehingga dapat menimbulkan efek negatif kepada masyarakat,” katanya

Selain itu, Amri juga meniturkan, sejauh ini masyarakat sudah menjaga kelestarian hutan di kawasan sungai Lae Souraya. Bahkan pos patroli penjagaan untuk memantau hutan sudah didirikan oleh Geucik Pasir Belo.

“Selama ini masyarakat sudah ikut serta menjaga hutan dari gangguan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan menjaga sungai untuk tidak tercemar. Jadi dirusaklah, kasihan juga masyarakat yang selama ini sudah menjaga alam yang kita cintai ini,”tuturnya

Menurutnya, Sungai Lae Souraya dapat dimanfaatkan dengan menjadikan sebagai tempat wisata alam, sehingga dapat menjadi Ikon Kota Subulussam dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan berjualan. Disisi lain, kelestarian hutan dan kenyamanan satwa liar tetap terjaga.

BACA JUGA : Seorang Pria Diduga Dicabik Buaya Saat Perbaiki Baling-baling kapal

BACA JUGA : Tidak Mau di Ajak Wik-wik , Suami Gorok Leher Istri

BACA JUGA : Acara Aceh Culinari Festval Subulussalam Diprotes, Masyarakat Surati Walikota

“Kita berharap Pemerintah dapat mempertimbangkan hal ini. Kerana ini terkait ketenangan masyarakat, kalaulah PLTA yang di bangun, apa yang didapatkan masyarakat…? Tentunya tidak ada, yang ada malah keresahan takut akan bendungan,”pungkasnya

Penolakan pembangunan PLTA ini bukan merupakan pertama kalinya disampaikan oleh masyarakat, sebelumnya masyarakat dan para kepala kampung juga sudah menyatakan penolakan, dan terakhir disampaikan oleh Aktifis Gerakan Pecinta Alam (G-PAL) Beni Fahrizal juga meminta pemerintah untuk tidak memberi izin pembangunan tersebut.

BACA JUGA : Sambut HUT Bhayangkara ke-73, Polsek Rundeng Gelar Berbagai Lomba Dengan Masyarakat

BACA JUGA : Bertahun-tahun Istri Poliandri Dengan Pria Lain, Terbongkar Setelah Suami Hp Dipasang GPS

BACA JUGA : Waka Polsek Rundeng, Ajak Masyarakat Melindungi Satwa Liar

Seperti diketahui, Sungai hutan Lae Souraya merupakan salah satu daya tarik kota Subulussalam. Dan tidak sedikit masyarakat yang bergantung kehidupan disungai yang sudah menjadi lapangan pencarian mereka. Bahkan keindahan dan kelestarian hutan serta keberadaan satwa liar yang berlindung didalamnya menjadi salah satu daya tarik para pengunjung dari dalam maupun luar negeri. (Udin).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *